RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 2 SIDENRENG
Mata Pelajaran : ELEKTRONIKA DASAR
Kelas/Semester : VII (tujuh) / Semester I
Materi Pembelajaran : PENGENALAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA
Alokasi Waktu :
2 x 40 menit
____________________________________________________________________________
I. Standar Kompetensi : Menguasai Teori
Dasar Elektronika.
II. Kompetensi Dasar : Mengenal Komponen Dasar Elektronika untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
III. Indikator
A. Kognitif
1. Produk: Siswa dapat mengenal dan membedakan komponen dasar elektronika
2. Proses: mampu menjelaskan pengertian dan
fungsi setiap komponen dasar.
B. Psikomotor: - (Tiak ada)
C. Afektif
1. Karakter: bertanggungjawab,
jujur, dan
hati-hati
2. Keterampilan
sosial: bertanya dan bekerja
sama
Untuk mendownload file.
Klik Disini
Hakikat dan ciri-ciri Belajar dan Pembelajaran
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Pendidikan
menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Revolusi di
bidang teknologi komunikasi dan informasi ternyata telah mempengaruhi hampir
seluruh sendi-sendi kehidupan manusia modern, termasuk dalam dunia pendidikan
dengan munculnya istilah-istilah seperti e-learning, e-book sampai e-education.
Revolusi ini juga berpengaruh pada paradigma pendidikan akan “tempat” belajar, dimana
gedung sekolah yang berdiri tegak dengan atap dan dinding akan semakin tak
populer karena manusia bisa belajar di mana saja dengan bantuan teknologi. Di
sini yang terpenting adalah interaksi manusia itu dengan materi pelajaran dan
proses terusannya, pemahaman dan penguasaan ilmu. Di mana (sekolah?) atau kapan
(pagi atau siang?) tidak lagi menjadi pertanyaan penting sebab otak manusia
sekarang sudah terbiasa dengan konsep ruang dan waktu yang bersifat relatif.
Download file Disini
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah salah satu faktor
yang menentukan suksesnya penerapan strategi pembelajaran. Dikatakan
demikian karena pendekatan pembelajaran merupakan pandangan umum bagi
guru terhadap proses pembelajaran. Sehingga pendekatan pembelajaran harus lebih dahulu ditentukan sebelum memilih strategi dan metode pembelajaran seperti apa yang akan diterapkan.
Wina Sanjaya (2006:127) dalam bukunya “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan” mengungkapkan pengertian pendekatan pembelajaran
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Sudut pandang yang dimaksud di sini adalah bagaimana kita
melihat proses pembelajaran atau lebih menekankan ke pihak mana proses
pembelajaran yang dilakukan. Selanjutnya setelah diketahui sudut pandang
yang dianggap pas barulah kita memilih strategi dan metode paling
efektif yang dapat memaksimalkan proses pembelajaran.
Ada 2 pendekatan pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran, yakni:
- Pendekatan berpusat pada guru (teacher centred approaches)
- Pendekatan berpusat pada siswa (student centred approaches)
Pendekatan berpusat pada guru adalah pendekatan pembelajaran
yang memusatkan proses pembelajaran pada kinerja seorang guru. Guru
menjadi tokoh yang paling dominan dalam proses pembelajaran. Strategi
yang dapat digunakan dalam pendekatan ini adalah strategi pembelajaran
langsung atau direct instruction. Guru benar-benar dituntut berperan
aktif dalam proses pembelajaran untuk memberikan pembelajaran. Metode pembelajaran yang paling sering digunakan berkaitan dengan pendekatan ini adalah metode ceramah atau metode tanya jawab.
Pendekatan yang kedua adalah pendekatan berpusat pada siswa.
Pendekatan ini lebih memusatkan proses pembelajaran pada kegiatan siswa.
Siswa dituntut lebih aktif dalam proses pembelajaran. Strategi yang
dapat digunakan untuk pada pendekatan ini adalah strategi pembelajaran
discovery dan inkuiri.
Media Pembelajaran Tiga Dimensi
Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang
penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat
berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula
berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan
difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas,
atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana
benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas
atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda
itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media
pembelajaran yang efektif, seperti contoh berikut,
- Widya wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui
kunjungan ke suatu tempat di luar kelas sebagai bagian integral dari
seluruh kegiatan akademis dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
- Belajar benda sebenarnya melalui Specimen secara Terminologi artinya
benda sebenarnya digolongkan atas dua, yaitu obyek dan benda contoh (specimen).
Obyek adalah semua benda yang masih dalam keadaan asli dan alami.
Sedangkan specimen adalah benda-benda asli. Namun ada juga benda asli
tidak alami atau benda asli buatan, yaitu jenis benda asli yang telah
dimodifikasi bentuknya oleh manusia.
- Belajar melalui Media tiruan sering disebut sebagai model. Belajar
melalui model dilakukan untuk pokok bahasan tertentu yang tidak mungkin
dapat dilakukan melalui pengalaman langsung atau melalui benda
sebenarnya.
- Peta timbul yang secara fisik termasuk model lapangan, adalah peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya permukaan bumi.
- Globe (model perbandingan) adalah benda tiruan dari bentuk bumi yang
diperkecil. Globe dapat memberikan keterangan tentang permukaan bumi
pada umumnya dan khususnya tentang lingkungan bumi, aliran sungai, dan
langit.
- Boneka yang merupakan salah satu model perbandingan adalah benda tiruan dari bentuk manusia dan atau binatang.
Pengklasifikasian sebagaimana yang telah dibahas pada uraian
terdahulu menjelaskan karakteristik atau ciri-ciri spesifik
masing-masing media berbeda satu sama yang lainnya sesuai dengan tujuan
dan maksud pengelompokan. Karakteristik media dapat dilihat dari
kemampuan membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran,
perabaan percakapan, maupun penciuman atau kesesuainnya dengan tingkat
hirarki belajar.
Secara umum karakteristik media tiga dimensi adalah sebagai berikut:
- Pesan yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa secara serentak,
- Penyajiannya berada dalam kontrol guru,
- Cara penyimpanannya mudah (praktis),
- Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera,
- Menyajikan objek-objek secara diam,
- Terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap,
- Lebih mahal dari kelompok media grafis,
- Sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu,
- Sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual,
- Praktis digunakan untuk semua ukuran ruangan kelas,
- Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu.
Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa
latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti
“Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan
dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media
pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton(1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya
proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat
mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang
digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20
usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio,
sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang
pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran
menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan
internet.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
- Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik
berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan
pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan
sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika
peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari,
maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam
bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat
disajikan secara audio visual dan audial.
- Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal
yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para
peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek
terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu
lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu
kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung
berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka
semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
- Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
- Media menghasilkan keseragaman pengamatan
- Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
- Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
- Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
- Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
- Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
- Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
- Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
- Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media
bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang
disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya
bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.